
Belakangan ini, masyarakat kembali diresahkan oleh modus terbaru oknum telepon dengan nomor asal yang terlihat seperti berasal dari dalam negeri. Modus ini bukan hal baru, namun kini pelaku menyamarkan nomor agar tampak berasal dari daerah tertentu di Indonesia, padahal sebenarnya berasal dari luar negeri atau nomor palsu.
Banyak korban menerima panggilan dari nomor lokal yang terlihat meyakinkan. Saat korban mengangkat telepon, pelaku langsung memulai percakapan dengan topik mendesak, seperti “rekening diblokir”, “tagihan belum dibayar”, atau mengaku sebagai pihak berwenang. Pelaku bermaksud menjebak korban agar menyerahkan data pribadi, kode OTP, bahkan uang.
Cara Pelaku Menipu Lewat Nomor Asal
Para penipu yang menjalankan modus terbaru oknum telepon dengan nomor asal biasanya menggunakan teknologi yang disebut caller ID spoofing. Dengan teknologi ini, pelaku bisa mengatur agar nomor mereka terlihat seperti berasal dari wilayah Indonesia, misalnya dengan awalan +62 atau kode area seperti 021, 031, dan sebagainya.
Beberapa pelaku bahkan merekam suara otomatis yang meniru suara bank, polisi, atau instansi resmi lainnya. Mereka menciptakan tekanan psikologis dengan menyebut korban berurusan dengan hukum atau denda tinggi, dan memaksa korban untuk bertindak cepat tanpa berpikir panjang.
Ciri-Ciri Nomor Asal Palsu yang Digunakan Oknum
Agar lebih waspada terhadap modus terbaru oknum telepon dengan nomor asal, berikut beberapa ciri yang perlu Anda perhatikan:
- Nomor terlihat seperti dari Indonesia, tapi tidak bisa dihubungi ulang.
- Panggilan dilakukan secara terus-menerus dalam waktu singkat.
- Nada bicara pelaku mendesak dan penuh tekanan.
- Mengaku sebagai pejabat, pihak bank, atau petugas hukum yang menyuruh korban segera bertindak.
- Meminta data pribadi, OTP, atau uang via transfer digital.
Baca juga:
Korban Semakin Banyak, Kerugian Tak Sedikit
Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), laporan tentang penipuan dengan modus terbaru oknum telepon dengan nomor asal meningkat tajam sejak awal tahun 2025. Kerugian yang dialami masyarakat diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Tak hanya menyasar warga biasa, pelaku juga menargetkan pemilik usaha kecil, lansia, hingga mahasiswa. Informasi korban didapat dari media sosial atau platform data ilegal yang menyimpan nomor ponsel pengguna.
Cara Menghindari Modus Telepon Nomor Asal
Berikut ini cara terbaik agar Anda tidak menjadi korban modus terbaru oknum telepon dengan nomor asal:
- Jangan panik saat menerima telepon mencurigakan. Ambil waktu untuk memverifikasi kebenarannya.
- Jangan pernah memberikan OTP, PIN, atau data pribadi. Pihak resmi tidak akan meminta informasi rahasia lewat telepon.
- Blokir nomor mencurigakan dan laporkan ke operator seluler atau Kominfo.
- Gunakan aplikasi pelindung telepon yang bisa mengidentifikasi dan memblokir nomor spam.
- Waspadai nomor dengan kode area asing yang menyerupai lokal, seperti +6281 (padahal bisa jadi palsu).
Peran Masyarakat dan Pemerintah
Masyarakat diimbau untuk lebih aktif melaporkan nomor-nomor mencurigakan. Pemerintah sendiri telah meluncurkan situs untuk menerima laporan penipuan digital. Operator seluler juga bekerja sama dengan Kominfo untuk menonaktifkan nomor-nomor mencurigakan yang digunakan dalam penipuan.
Baca juga:Kasus Pneumonia Meningkat: Apa yang Harus Anda Waspadai?
Kesimpulan
Oknum penipu kini menggunakan modus terbaru dengan menelepon memakai nomor asal, menciptakan ancaman nyata di era digital. Meski terlihat sederhana, mereka menerapkan teknik manipulatif yang bisa menjerat siapa saja. Masyarakat perlu terus meningkatkan literasi digital, mewaspadai panggilan tak dikenal, serta menyebarkan informasi ini agar tidak ada lagi korban yang terjerat modus serupa.